Pemilu pada 17 April 2019 lalu meninggalkan kisah tentang para pahlawan demokrasi di Jawa Timur. Ada yang gugur di medan tugas, ada pula yang karena lelah berujung pada musibah. Dari pagi hingga pagi tak berhenti demi demokrasi. Ingin tahu kisahnya? Berikut liputannya.

Pengawas Pemilu bekerja sebelum hari H. Persiapan pengawasan dilakukan dengan seksama. Perjuangan untuk keadilan pemilu adalah bagian dari narasi besar untuk menatap masa depan Indonesia. Tidak boleh ada kecurangan maupun pelanggaran.

Pengawas pemilu tidak hanya cukup teriak untuk memberikan jiwa raga untuk NKRI, Pengawas Pemilu jauh melampuai itu semua. Karena di Jawa Timur, terdapat pengawas pemilu yang telah bekerja dengan segenap jiwa raganya untuk Indonesia.

Gugur di Medan Tugas

Adalah Ngalim, Panwascam Ngraho, Kabupaten Bojonegoro yang mengalami kecelakaan dan meninggal dunia. Ngalim gugur saat menjalankan tugasnya sebagai panwascam Ngraho, Bojonegoro. Ia meninggal pada tanggal 15 April 2019 saat sedang terlibat dalam Patroli Pengawasan Anti Politik Uang dan terlibat dalam menerbitkan APK.

Tim Patroli dari Bawaslu Jawa Timur baru saja bergeser dari Kabupaten Bojonegoro manakala tersiar kabar pahlawan demokrasi dari Bojonegoro harus gugur dalam medan tugas karena kecelakaan. Faktor kelelahan karena tiap hari dan malam bekerja untuk mengawal demokrasi menjadi salah satu sebab dari kecelakaan yang berujung pada gugurnya Ngalim, Panwascam Ngraho, Kabupaten Bojonegoro.

Terlalu Lelah yang berujung Musibah

Kisah karena kelelahan dan berujung kecelakaan tersebar di beberapa kabupaten/kota se Jawa Timur. Mulai dari tingkat Pengawas TPS hingga Panwascam. Rahmat Hidayat dari PTPS 05 Kecamatan Menganti, Kabupaten Gresik mengalami kecelakaan dalam mengawal pemilu.

Di Kabupaten Pacitan, Tumirin dari PTPS 10 dari Desa Bandar, Kecamatan Bandar juga mengalami kecelakaan serius saat menjalankan tugas pengawasan. Di Kecamatan Pasean Kabupaten Pamekasan juga terdapat anggota Panwascam yang mengalami kecelakaan.

Ajeng dari Staff Panwascam Mojoroto, Kediri juga mengalami kecelakaan saat bertugas. Di tambah dengan Iwan Santoso dari PTPS 20 Desa Tempursari Lumajang yang juga mengalami kecelakaan. Di Trenggalek, Mamik Susanti dari PTPS 04 Desa Petung, Kec. Dongko Kab. Trenggalek terjatuh dari kendaraan saat menjalankan tugas karena medan pegunungan sulit dijangkau. Kini yang bersangkutan rawat jalan. Abdul Malik Sulaiman, PTPS 1 desa Kamal Kuning Krejengaan juga mengalami kecelakaan dengan mobil cary. Mujur orangnya selamat. Walau kendaraannya mengalami rusak berat.

Selain kecelekaan di jalan, terdapat beberapa pengawas pemilu yang mengalami musibah lain karena terlalu kelelahan. Anggota Panwascam Batu, Abdul Rokhim, penyakit jantungnya kambuh saat pemungutan suara pada kamis 18 April 2019 hingga dilarikan ke RS Etty.

Moh. Ru’i Arifin, Panwascam Robatal Kab. Sampang di rawat di rumah sakit mulai Jumat, 19 April karena kelelahan. Kasuli, Pengawas Desa dari Sumberejo Paiton, Probolinggo mengalami kelelahan hingga opname di Rumah Sakit. Ditambah dengan Pengawas Desa Triwungan, atas nama Kamal yang terlalu kelelahan hingga di rawat jalan di rumah sakit. Fadli dari Panwascam Semampir Surabaya dirawat di RS. Al Irsyad karena kelelahan.

Terdapat juga Pengawas Pemilu yang kambuh karena penyakit dan mengalami pendarahan karena hamil. Sadewo, Ketua Panwaslu Kecamatan Jiwan Kabupaten Madiun penyakit jantungnya kambuh dan mengalami rawat inap di RSUD Sogaten kota Madiun sejak tgl 12 april 2019 hingga saat ini.

Yang menyedihkan adalah nasib Ena Ayunin Nadhiro Pengawas TPS 21 Kelurahan Rungkut Tengah Kecamatan Gunung Anyar, Surabaya yang mengalami pendarahan akibat hamil. Hingga kini masih  dirawat di Royal Medika, Surabaya.

Pengawas Pemilu yang Dianiya

Selain karena faktor kelelahan, tantangan pengawas pemilu juga berupa kekerasan fisik. Ketua dan Anggota Panwascam Waru Pamekasan, mengalami kekerasan fisik dari oknum caleg di Pamekasan. Hal ini berawal dari penurunan APK di Waru Pemekasan. Okunum caleg yang tidak terima APK nya diturunkan melakukan kekerasan mulai dari verbal hingga pada kekerasan fisik. Tentu saja penganiayaan dari oknum caleg kepada Panwascam Waru menjadi suatu tanda bahwa kerja demokrasi menghadapi tantangan yang serius. Di samping kerja siang hari dan malam juga dibayangi oleh kekerasan dan penganiayaan oleh oknum tertentu.

By

2 thoughts on “Kisah Para Pahlawan Demokrasi Jawa Timur”
  1. tepat sekali kalau di beri julukan pahlawan pemilu semoga khusnul khotimah.saya salah satu nya pengawas pemilu merasa sangat iklas dg tenaga dan pikiran saya demi sukses nya pemilu 2019 dan demi nkri..ini juga suatu buah pemikiran siapa saja yang terpilih nanti semoga menjalan kan amanat rakyat dengan sebaik2 nya dan berpihak kepada rakyat…

  2. Dimojokerto jawatimur juga ada linmas yang sampe meninggal dunia , karna kelelahan jaga TPS , Meninggalnya tepat 17 April sekitar pukul jam 21.00

Comments are closed.

Skip to content
Warning: Missing arginfo for clos_ssa_test() in Unknown on line 0